Sistem Syaraf Pada Vertebrata
1. Ikan (pisces)
Ikan merupakan vertebrate yang paling rendah
derajatnya dibandingkan vertebrata yang lain. Ikan merupakan hewan yang
memerlukan kemampuan bergerak yang memadai untu menghindar dari musuh dan
menangkap mangsa. Selain itu ikan dituntut memiliki keseimbangan yang bagus
oleh karena itu ikan memiliki perkembangan otak kecil yang lebih baik sebab
otak kecil atau serebellum merupakan bagian pengontrol keseimbangan dan pusat
pergerakan.
2.
Amfibi
Sebagai contoh adalah katak, Pada katak yang paling berkembang
adalah penglihatannya oleh karena itu bagian otak secara keseluruhan hanya
berbentuk memanjang sebab bagian otak kecilnya tidak begitu berkembang.
3. Reptilia
Bangsa reptile umumnya memiliki daya penciuman yang
sangat tajam oleh sebab itu bagian otak yang merupakan pusat penciumannya
lebih berkembang dan bentuknya lebih besar dan memanjang kearah depan.
4. Burung (Aves)
Burung merupakan hewan aktif yang banyak melakukan
pergerakan serta memiiki keseimbangan yang bagus terutama saat terbang.
Beberapa burung juga memiliki ketajaman penglihatan yang bagus. Karena itu
pusat koordinasi gerak dan keseimbangan burung berkembang baik hal ini dapat
terlihat dari adanya lekukan-lekukan pada otak kecil burung yang menjadikan
volume otak kecilnya menjadi lebih besar.
5. Mamalia
Mamalia merupakan vertebarta yang memiliki derajat
tertinggi dan hal ini terbukti dari perkembangan otaknyapun dapat jelas
terlihat dimana otak kecil dan otak besarnya berkambang dengan baik dan ini
jelas sesuai dengan aktifitas-aktifitas yang dilakukan mamalia.
Sistem Syaraf Pada Avertebrata
1. Sistem
saraf pada Coelenterata.
Pada Coelenterata akuatik seperti Hydra, ubur-ubur dan Anemon
laut pada Mesoglea yang terletak diantara epidermis (ektoderm) dan gastrodermis
(endoderm) terdapat sistem saraf diffus karena sel-sel saraf masih tersebar
saling berhubungan satu sama lain menyerupai jala yang disebut saraf jala.
Sistem saraf ini terdiri atas sel-sel saraf berkutub satu, berkutub dua, dan
berkutub banyak yang membentuk sistem yang saling berhubungan seperti jala.
Meskipun demikian impuls dari satu sel ke sel yang lainnya lewat melalui
sinaps. Saraf jala sudah merupakan sistem sinaps tapi tidak mempunyai
cirri-ciri sinaps.
2. Sistem
saraf pada Echinodermata
Sistem saraf pada Echinodermata masih merupakan sistem saraf primitif.
Meskipun sel-sel saraf tersusun dalam bentuk cincin saraf sekeliling rongga
mulut dan mempunyai cabang ke tiap lengan, tetapi susunan saraf didalamnya
masih diffus seperti jala belum ada pengelompokan dalam ganglion. Sel-sel saraf
berhubungan (innervasi) dengan kaki pembuluh, duri dan lain-lain.
Meskipun sistem saraf Echinodermata masih diffus seperti pada
Coelenterata tapi sudah mempunyai struktur tertentu dan fungsinya sudah lebih
maju. Terdapat sel saraf motorik, sel saraf sensorik dan telah ada refleks.
Pada bintang laut terdapat cincin saraf dalam cakram. Pada tiap
penjuluran tubuhnya terdapat saraf radial pada sisi ventral. Saraf ini
bercabang-cabang halus banyak sekali. Tiap saraf radial berakhir sebagai sebuah
mata pada tiap penjuluran tubuh.
3. Sistem
saraf pada Platyhelminthes
Platyhelminthes sudah memiliki sistem saraf pusat dan sistem
saraf tepi. Sel-sel saraf pada cacing pipih terkonsentrasi menjadi sebuah
ganglion dengan dua lobus di bagian muka yang disebut dengan ganglion kepala
atau otak primitif. Dari ganglion kepala terdapat dua tali saraf memanjang ke
belakang tubuhnya membentuk seperti tangga. Karena itu disebut saraf tangga
tali. Sistem saraf tepi terdiri atas saraf-saraf yang tersusun secara
transversal atau melintang yang menghubungkan tali saraf dengan saraf-saraf
yang lebih kecil yang terletak tersebar di semua bagian tubuh. Ganglion kepala
mempunyai peran sebagai pusat sensoris yang menerima impuls dari titik mata dan
reseptor lainnya pada kepala. Ganglion kepala tidak mempunyai peran untuk
mengkoordinasi aktifitas otot.
4. Sistem
saraf pada Arthropoda
Sistem saraf pada arthropoda mempunyai struktur bilateral
seperti pada cacing tanah, dan Mollusca primitif. Perkembangan yang kompleks
pada otak arthropoda sangat berbeda dari spesies ke spesies tapimpada dasarnya
mempunyai tiga bagian yaitu protoserebrum, deuteroserebrum dan tritoserebrum.
Pada arthropoda otak merupakan stasiun relay sensorik dan mempunyai pengaruh
untuk mengontrol ganglia segmental yang lebih rendah seperti pada toraks dan
abdomen. Ganglia segmental pada hewan ini merupakan pusat refleks lokal.
Laba-laba mempunyai ganglion-ganglion ventral bersatu dengan ganglion dorsal, dan membentuk sebuah massa saraf yang ditembus oleh esofagus dan mengeluarkan banyak cabang. Ganglion dorsal itu sering disebut otak. Alat perasa yang pokok berupa 8 buah mata sederhana.
Laba-laba mempunyai ganglion-ganglion ventral bersatu dengan ganglion dorsal, dan membentuk sebuah massa saraf yang ditembus oleh esofagus dan mengeluarkan banyak cabang. Ganglion dorsal itu sering disebut otak. Alat perasa yang pokok berupa 8 buah mata sederhana.
Pada udang terdapat otak disebuah dorsal, dengan dua buah
penghubung sirkumesofageal dan sebuah rantai ganglion-ganglion di sebelah
ventral. Ganglion ventral pertama besar berhubungan dengan beberapa persatuan
ganglion. Saraf bercabang dari otak dan korda ventral.
Perasa sentuhan dan perasa kimia (pembau dan peraba) pada hewan
ini sangat kuat, dan organ-organnya terdapat pada alat-alat tambahan anterior.
Ada 2 buah mata majemuk yang tersususn dari banyak unit optik yang disebut
ommatidium. Tiap mata majemuk itu terdapat pada sebuah tangkai. Organ
keseimbangan, statokis, terdapat pada dasar antenul-antenul.
Belalang mempunyai sebuah otak dorsal atau juga disebut ganglion
serebral yang bilobus. Otak dorsal itu disatukan dengan korda ventral oleh dua
penghubung sikumesofageal. Dalam korda ventral terdapat 3 buah ganglion
toraksis dan 5 buah ganglion abdominalis. Cabang-cabang saraf keluar dari
sistem saraf sentral.
Antena dan palpus mungkin mengandung alat-alat (akhir saraf)
untuk meraba,merasa, dan membau sesuatu. Sebuah membrana tympani terdapat pada
permukaan segmen abdomen pertama. Membrana tympani itu terlibat atau terbawa
serta dalam mendeteksi suara. Pada sayap dan kaki belalang sering terdapat
alat-alat untuk buah membuat suara. Belalang mempunyai 2 buah mata majemuk yang
besar-besar, terdiri dari ommatidia. Di samping itu ada 3 oselli atau 3 mata
sederhana
5. Sistem
saraf Annelida
Pada hewan Polychaeta terdapat ganglion serebral atau ganglion
supraesofageal dapat juga disebut sebagai otak yang terletak di sebelah dorsal
kepala. Ganglion supraesofageal itu dihubungkan dengan ganglion subesofageal
oleh 2 buah saraf sirkumesofageal. Dari ganglion subesofageal itu mengalir ke
belakang sebatang saraf ventral. Dalam setiap metamer atau segmen batang saraf
ventral itu membuat tonjolan sebagai segmen ganglion. Batang saraf ventral
bercabang-cabang lateral.
Palpus dan tentakel pada hewan ini merupakan indera yang
menerima saraf dari ganglion supraesofageal. Terdapat mata sederhana sebanyak 4
buah. Mata sederhana itu terdiri dari kornea, lensa, dan retina sehingga analog
dengan mata pada vertebrata.
Sistem saraf pada Oligochaeta berupa sebuah ranting ganglion
ventral, tiap segmen dengan satu rantai, mulai dari segmen ke-4. di samping iti
ada ganglion suprafaringeal anterior yang juga disebut otak yang terletak dalam
segmen ke-3. tali korda saraf di sekitar faring menghubungkan otak dengan ganglion
ventral pertama. Dalam tiap metamer terdapat 3 pasang saraf yang berasal dari
tali saraf ventral tersebut. Di dalam kulit cacing tanah terdapat organ-organ
sensoris yang sensitive terhadap sentuhan dan cahaya.
Pada cacing tanah sudah mempunyai perkembangan sistem saraf yang
lebih maju yaitu telah terbentuknya ganglia yang segmental sepanjang tubuhnya.
Ganglion supraoesofagus yang disebut juga otak fungsinya masih tetap sebagai
sebuah stasiun relay sensoris dari reseptor yang peka terhadap cahaya,
sentuhan, dan zat kimia pada permukaan tubuh disekitarnya (bagian muka). Hewan
ini mempunyai ganglion pada tiap ruas tubuhnya. Ganglia segmental tersebut
dihubungkan dengan tali saraf ventral. Tiap ganglion mempunyai fungsi sebagai
pusat yang menerima impuls dari saraf sensorik dari reseptor kulit yang ada
disekitarnya. Selain itu terdapat serabut saraf berukuran besar yang
menyebabkan otot longitudinal pada semua ruas berkontraksi bersama-sama.
6. Sistem
saraf Mollusca
Pada tiram terdapat 3 pasang ganglion, sepasang dekat esophagus,
sepasang dalam kaki, dan sepasang dekat ujung posterior massa visceral.
Ganglion-ganglion itu dihubungkan satu dengan yang lain dengan serabut-serabut
longitudinal dan yang anterior juga oleh serabut-serabut transversal.
Sel-sel sensori, mungkin peka terhadap sentuhan dan cahaya,
terdapat di sepanjang batas mantel. Organ untuk mendeteksi gangguan
keseimbangan terdapat pada tiram. Organ perasa kurang berkembang dibandingkan
anggota molluska lainnya.
Pada bekicot, saraf-saraf ganglion secara rapat berpasangan
sebagai saraf serebral (dorsal dari faring dan bukal), saraf kaki, saraf
jeroan. Saraf-saraf dari ganglia itu melanjut keseluruh sistem organ.
Pada ujung tiap tentakel posterior (panjang) terdapat sebuah
mata dengan kornea, lensa dan retina dan mungkin juga organ pencium
(olfaktorius). Di bawah ganglia kaki terdapat sepasang statokis, yaitu organ
keseimbangan, masing-masing mengandung benda-benda berkapur, silia dan sel-sel
peraba. Dalam lapisan epidermis kepala dan kaki terdapat pula struktur peraba.
Pada gastropoda, serebral atau ganglion suboeofagus mempunyai
peran untuk mengontrol ganglia yang lebih bawah. Aktifitas refleks atau gerakan
pada hewan ini dikontrol oleh aktifitas 4 pasang ganglion yaitu ganglia
serebral, pedal, pleural, dan viseral. Pada Cephalopoda (cumu-cumi, gurita)
terdapat otak yang kompleks karena adanya penggabungan berbagai ganglia yang
letaknya mengelilingi oesofagus. Karena itu otaknya mempunyai bagian supraoesofagus
dan suboesofagus. Pada bagian suboesofagus terdapat pusat pernafasan untuk
inspirasi dan ekspirasi. Selain itu terdapat pula bagian yang termasuk ganglia
pedal dan branchial yang mengontrol lengan dan tentakel. Sedangkan bagian otak
supraoesofagus berisi pusat motorik, pusat sensorik utama yang berupa lobus
untuk pembau, dan kompleks dorsal vertikal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar